Semenjak ditemukanya internet
sebagai salah satu media komunikasi dan informasi, website merupakan produk
teknologi informasi yang terbilang paling populer, namun terkadang banyak
website yang hadir tanpa kualitas yang bagus sehingga tidak dapat menyampaikan
informasi yang dibawa. Kualitas sebuah website tentunya tergantung kepada
pengujian dan pengawasan terhadap kualitas website itu sendiri.
Maka pada kesempatan ini saya
akan membahas “proses analisis web beserta parameter ukurannya”, Untuk
mengevaluasi sebuah website kita bisa menggunakan sebuah parameter sebagai
acuan dalam penilaian kita. Ada banyak sekali parameter yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi sebuah website. Namun secara umum ada beberapa parameter
yang paling sering digunakan dalam menilai sebuah website seperti :
Accesibility
Yaitu bagian yang menjelaskan
seberapa baik sebuah website dalam aspek aksesnya. Seperti apakah website
tersebut sudah dapat diakses menggunakan teknologi-teknologi terbaru yang ada
saat ini seperti melalui ponsel atau PDA ?.
Readibility
Yaitu bagian yang menjelaskan
tentang “Apakah situs tersebut nyaman untuk dibaca ?” dan “Apakah pengakses
bisa mudah membaca dan mengerti isi situs tersebut?”.
Speed
Yaitu bagian yang menjelaskan
tentang kecepatan tampilnya sebuah situs. Pengakses cenderung malas dan
langsung menutup browser pada saat mereka membuka sebuah situs yang lambat
diakses, sehingga mereka harus menunggu beberapa lama untuk melihat tampilan
situs tersebut. Pengakses cenderung tidak mau menunggu terlalu lama untuk
melihat sebuah situs. Semakin cepat situs itu dalam melakukan loading time
pastinya akan semakin baik.
Content
Yaitu bagian yang menjelaskan
tentang isi dari website tersebut. Karena itu konten adalah bagian yang paling
penting dari sebuah penilaian. Karena itu konten haruslah menarik, relevan, dan
sesuai untuk target audien situs yang dituju.
Technology
Maksud dari technology disini
yaitu menjelaskan tentang aplikasi atau teknologi apa saja yang digunakan dalam
pengembangan website tersebut. Seperti teknologi yang yang digunakan dalam segi
mendesain website tersebut. Dan seberapa baik desain itu dibangun.
Setelah mengetahui
parameter – parameter umum dalam menilai sebuah website, kita dapat melakukan analisa terhadap suatu
website. Sebelum itu kita harus mengetahui tipe analisis web.
Analisis web terdapat
4 tipe:
a. Content Analysis
Mengidentifikasi
isi yang akan ditampilkan pada aplikasi berbasis web ini. Isi informasi dapat
berupa teks, grafik, audio, maupun video.
b. Interaction Analysis
Analisis
yang menunjukkan hubungan antara web dengan pengguna.
c. Functional Analysis
Menentukan
operasi yang akan diaplikasikan pada WebApp dan termasuk di dalamnya
fungsi-fungsi yang melakukan proses. Semua operasi dan fungsi dideskripsikan
secara detil
d. Configuration Analysis
Konfigurasi
yang digunakan pada aplikasi berbasis web, internet, intranet, atau extranet.
Selain itu, analisis ini juga meliputi relasi database dengan web jika
diperlukan.
Setelah mengetahui apa saja jjenis dari analisis maka kita
akan masuk ke tahap proses menganalisanya.
LANGKAH-LANGKAH
PENGUJIAN APLIKASI BERBASIS WEB
Pengujian terhadap aplikasi berbasis WEB perlu dilakukan
sebelum aplikasi tersebut digunakan. Pengujian merupakan salah satu bagian yang
paling penting dalam jaminan kualitas aplikasi. Pengujian ini dilakukan untuk
menemukan beberapa kesalahan yang disebabkan oleh proses perancangan maupun
proses implementasi yang belum benar.
Biasanya sebuah pengujian dilakukan oleh sekelompok tim yang
sudah teroganisir. Dalam pengujian aplikasi berbasis WEB ini tim tersebut akan
menyusun beberapa langkah. Menurut Krishen Kota terdapat 10 langkah dalam
pengujian aplikasi berbasis WEB diantaranya adalah :
1. Menentukan Sasaran Pengujian (Objective)
Sebelum melakukan sebuah
pengujian kita harus menentukan beberapa sasaran pengujian, agar pengujian yang
akan dilakukan terarah. Sehingga seorang penguji dapat menentukan beberapa
prioritas pengujian dalam sebuah pengujian aplikasi.
2. Menentukan Proses
dan Pelaporan Pengujian
Dengan menentukan proses
pengujian dan susunan pelaporan pengujian, maka setiap anggota dalam sebuah tim
penguji akan mengerti aliran dari sebuah proses pengujian.
3. Memantau Hasil
Pengujian (Tracking Results)
Ketika kita sudah memulai sebuah
proses pengujian aplikasi, kita akan menemukan beberapa error, bug, defect, dan
sebagainya. Sehingga tim penguji membutuhkan cara untuk menyimpan,
mengorganisir dan mendistribusikan informasi tersebut kepada semua anggota tim
penguji. Tim juga akan membutuhkan cara untuk menjaga tim agar tetap mendapat
informasi status dari sebuah proses pengujian. Oleh karena itu, dalam sebuah
pengujian dibutuhkan pemantauan hasil (tracking results).
4. Menentukan Area
Pengujian (Environment Test)
Menentukan area pengujian disini
diartikan sebagai pembagian wilayah kerja dari sebuah tim, misalkan sebuah tim
penguji dibagi menjadi tiga area pengujian yaituWEB server, database server,
dan application server.
5. Pengujian Kegunaan
Aplikasi (Usability Testing)
Dalam tahap usability test ini
kita akan mencoba meneliti tiga aspek yang berkaitan dengan user’s experience
diantaranya adalah :
Apakah WEB application tersebut
memiliki desain antarmuka yang konsisten?
Seberapa mudahkah navigasi dari
WEB application tersebut?
Apakah feed back yang diberikan
WEB application tersebut sesuai dengan keinginan pengguna?
6. Pengujian Unit
(Unit Testing)
Unit testing ini merupakan
pengujian yang hanya fokus pada beberapa bagian kecil dari fungsionalitas WEB
application. Misalnya menguji kebenaran dari penyimpanan data setelah pengguna
menekan tombol “submit”.
7. Pengujian Kode
HTML
Pengujian kode HTML ini bertujuan
untuk menguji apakah aplikasi tersebut dapat dijalankan pada bermacam-macam
browser, resolusi layar dan OS yang berbeda. Pengujian ini dapat dilakukan
melalui http://validator.w3.org.
8. Load Testing
Pengujian ini dimaksudkan untuk
mengukur seberapa lamakah sebuah halamanWEB application di-load kedalam browser
milik pengguna. Pada umumnya, sebuah halaman dapat di-load kurang dari 15
detik.
9. User Acceptance
Testing
Dengan melakukan pengujian ini,
tim akan mengetahui apakah WEB applicationtersebut sudah memiliki fungsi yang
sesuai dengan keinginan pengguna atau belum. Pengujian ini dapat dilakukan
dengan menguji aplikasi versi Beta.
10. Pengujian
Keamanan (Security Testing)
Tahap ini merupakan tahap akhir
yang penting untuk mengetahui apakah WEB application tersebut sudah memiliki
sistem keamanan yang baik atau belum. Kita juga harus menguji apakah WEB
application tersebut aman terhadap serangan dari dalam maupun luar sistem.
Daftar pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar